Selasa, 30 April 2024

Hard dan Soft Scape_ALP


Apa Itu Hardscape Dan Softscape

HARDSCAPE dan softscape sangat berpengaruh terhadap tampilan taman secara keseluruhan. Pemilihan atau perpaduan yang kurang tepat dijamin tampilan taman kurang bagus. Maka pemilihan hardscape dan softscape harus selaras. Bagaimana memadukan hardscape dan softscape? Kenali karakter Setiap benda memiliki karakter. Begitu pula dengan hardscape dan softscape. Contoh, kolam (hardscape).

Bentuk dan tekstur kolam bervariasi. Ada yang berbentuk persegi dengan tekstur yang rata. Ada juga yang bentuk dan tekturnya tak beraturan mirip alam liar. Meski sama-sama berbentuk kolam, keduanya memiliki karakter berbeda. Yang persegi dengan tekstur rata akan lebih cocok ditempatkan di taman bergaya minimalis. Yang tak beraturan lebih cocok untuk melengkapi taman bergaya tropis. Untuk tanaman (softscape), jenis yang berdaun rimbun lebih tepat ditanam untuk melengkapi taman tropis. Ini karena gaya tropis itu identik dengan suasana lebat, teduh, dan adem. Sebaliknya pada taman minimalis, jenis yang berdaun lurus dan tidak rimbun lebih banyak diaplikasikan. Karakter-karakter itu hendaklah diperhatkan ketika membangun taman. Ini bertujuan untuk menghindari kesan campur aduk pada taman. Perhatikan proporsi Tidak ada patokan mati soal proporsi hardscape dan softscape. Perbandingan keduanya bisa sesuai selera dan gaya yang ingin dibangun. Jika ingin membangun taman kering, kita akan lebih banyak menggunakan hardscape --bisa berupa batu koral-- ketimbang softscape --tanaman. Sebaliknya ketika membangun taman tropis. Komposisi softscape bisa jadi lebih banyak.

Hal lain menyangkut proporsi ini adalah masalah ukuran hardscape atau softscape. Ukuran keduanya mesti disesuaikan dengan luas taman secara keseluruhan. Jangan sampai ukurannya terlalu besar atau malah terlalu kecil jika dibandingkan dengan ukuran taman. Perhatikan juga jumlah hardscape atau softscape. Jika Anda ingin di pinggir kolam ada patung kodok, tetapkan jumlahnya berdasar kebutuhan. Jika hanya sebagai aksen, minimalkan jumlahnyaElemen keras atau lebih dikenal dengan istilah hardscape adalah suatu sebutan yang sering digunakan oleh para insinyur ataupun praktisi dibidang tumbuhan dan lingkaran profesi sekitar, mendifinisikan objek tidak vertikal yang mengalami pengerasan secara alami maupun buatan, dengan sifat fisik solid yang menutupi suatu bidang, semua pengerasan masuk dalam kategori benda mati atau dikenal sebagai abiotik, berikut contoh pengerasan :

1. Paving blok

2. Lantai papan

3. Kerikil, dll.

Sedangkan softscape menunjukan elemen lunak dengan sifat fisik tidak solid dan dapat ber ubah-ubah, elemen lunak ini masuk dalam kategori mahluk hidup atau dikenal sebagai biotik, spesifik nya tanaman, berikut contoh elemen lunak :

1. Rumput

2. Semak

3. Pohon, dll.

10 Material Elegan untuk Lanskap yang Harmonis




Cover : Modern Tropical Garden karya Iwan Sastrawiguna yang memadukan batu alam, koral, dan kayu (sumber : arsitag.com)

Taman yang asri, elegan, dan harmonis tentulah menjadi akan menjadi nilai tambah bagi estetika bangunan dan kenyamanan penghuninya. Tetapi, bagaimana merancang taman yang diidamkan dan unik, berbeda dari yang lain, serta menghubungkan bangunan dengan lingkungannya? Bagaimana memilih dan mengaplikasikan material dan elemen-elemen lanskap lainnya? Artikel berikut akan memberikan beberapa aplikasi material yang bisa memunculkan ide dalam merancang lanskap yang elegan dan harmonis.
 
1. Kerikil dan Batu Koral (Gravel)

Menemukan keajaiban dari keindahan lanskap berarti tidak ‘bersaing’ dan tidak ‘mendekorasi’ elemen natural yang sudah ada.


Kerikil dan lempengan batu alam menutup tanah. Fungsinya sebagai jalur jalan, resapan air, menjaga erosi tanah, dan agar tidak becek. (sumber : reativejuicesdecor.com)

Perletakan lempengan batu alam sengaja mengikuti pinggir kolam. Tidak memaksakan bentuk yang harus lurus. Kombinasi ukuran dan warna lempengan yang tidak merata, menambah kealamian, dan menghilangkan kesan monoton.


Lewis&Caroll High Tea-Cafe Project di Jakarta, Indonesia karya Vin.Da.Te Interior Design (sumber : arsitag.com)

Perpaduan semak belukar dan pohon tinggi akan menambah keasrian. Perletakannya tidak perlu di tengah taman, tetapi mungkin disesuaikan dengan view yang ingin dilihat dari jendela, sebagai elemen privacy dari area luar, atau sebagai pelindung dari silau matahari. Bebaslah menentukan lokasinya dan biarkan kesempurnaan terbentuk dari ketidaksempurnaan.



Taman Tropikal Landscape Restaurant di Denpasar, Bali, Indonesia karya Alash.StudioBali (sumber : arsitag.com)

Tampilan kerikil sebagai jalur jalan di taman memang sudah apik, namun kurang stabil. Padukan lempengan besar batu alam dengan bentuk dan pola yang tidak simetris. Variasi keduanya menambah kesan natural dan berjalan-jalan di taman akan semakin nyaman.

2. Batu besar (Boulder)

Pada lokasi pembangunan sering ditemukan batu-batu besar. Manfaatkan batu-batu besar yang tidak mudah lapuk dan rusak itu untuk mempercantik taman.



Pemanfaaatan batu besar untuk menciptakan kesan natural dalam taman (sumber : homemydesign.com)

Pada taman Jepang atau taman Zen, batu besar menjadi perlambang gunung, air terjun, garis pantai, atau pun sebagai batu pijakan.



Batu besar menjadi salah satu elemen utama pada taman Zen (sumber : Luxuryflatsinlondon)

Taman Zen tidak mengenal garis lurus dan simetris. Semua elemennya sengaja dirancang asimetris agar tidak ada satu elemen pun yang lebih dominan.

3. Lempengan Batu (Slabs)

Lempengan batu sangat apik dan unik jika dipergunakan sebagai pijakan tangga pada lanskap dengan topografi miring. Tahan terhadap perubahan cuaca dan pemasangannya juga mudah.




Lempengan batu sebagai pijakan anak tangga dengan dihiasi vegetasi beraneka warna di pinggirnya (sumber :Home Goid)

4. Batu yang ukurannya tidak beraturan

Lempengan batu alam beraneka bentuk, ukuran, dan pola menyatu menjadi jalan setapak yang elegan dan harmonis. Keindahan warna-warni bunga menambah keasrian dan pesonanya.



Penyatuan yang seimbang antara perkerasan pada jalan setapak dan ‘karpet’ bunga (sumber : Home Goid)

Batas dari jalur jalan ini adalah bunga-bunga di pinggirnya. Batas cantik yang senantiasa berubah seiring pertumbuhannya ini menciptakan nuansa alami yang tidak monoton.

5. Batu Berpola

Layaknya seorang seniman, berbagai ide kreatif bisa dituangkan dalam taman, termasuk batu yang disusun dengan pola tertentu.



Jalan di taman dibuat dari batu koral yang dipolakan seperti gelombang laut dengan gradasi warna (sumber : liveinternet.ru)

Lempengan batu alam pipih berukuran besar bisa dipadukan dengan batu koral beraneka ukuran dan warna. Kreasi apik dan unik dengan kedua material ini tak ada habisnya.



Pilihan warna batu yang didominasi hitam dan coklat tua menciptakan gaya rustic pada jalan di taman (sumber : facebook.com)

6. Batu Pasir (Sandstone)

Tampilan batu pasir yang putih kekuningan mencerahkan warna taman. Kontras yang harmonis dengan warna hijau rerumputan.



Cliff House - Bali at Bali karya Agung Budhi Raharsa (sumber : arsitag.com)


7. Semen

Semen sebagai hasil teknologi industri ternyata berpadu cantik dengan elemen alami pada taman. Berbagai pola dan ukuran bisa dibentuk sesuai keinginan. Warna abu-abu gelapnya menampilkan keharmonisan dengan warna hijau dedaunan.



Taman di S + I House karya DP + HS Architects (sumber : arsitag.com)




Jalan dari blok semen di taman Jepang sengaja dibuat zigzag dengan filosofi roh jahat hanya bisa berjalan lurus (sumber : flickr.com)




Kombinasi batu koral, batu alam, dan blok semen mampu bersanding indah di kolam taman Villa Indah Manis Bali karya Agung Budi Raharsa (sumber : arsitag.com)

8. Polycarbonate

Panel polycarbonate berfungsi sebagai layar untuk pencahayaan dengan tetap mempertahankan segi privacy. Polycarbonate memang bukan material alami, namun mampu menciptakan keharmonisan dengan material alami lainnya, seperti kayu, batu, tanah, dan pasir. Sentuhan modern dengan memadukan berbagai material mampu menciptakan karya seni pada taman.




Taman Zen modern dengan dinding pagar dari polycarbonate sebagai perlambang air (sumber : pinterest.com)


9. Baja

Penggunaan baja yang tahan cuaca meniadakan unsur perawatan. Baja ini tidak perlu dicat. Walau lebih umum digunakan untuk pekerjaan sipil, seperti jembatan dan rangka bangunan, namun pemanfaatannya di taman mampu menciptakan kesan elegan nan harmonis. Warna coklatnya bernuansa tanah dan berkesan rustik.



Pot baja ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan sukulen dan agave karya D-CRAIN Design and Construction (sumber : Houzz.com)

10. Kayu

Tidak diragukan lagi, sebagai bagian dari elemen alami, kayu menjadi material yang harus ada di taman dan mampu menciptakan lanskap yang harmonis.



Jalan yang terbuat dari papan kayu di taman Urban Pop House karya Vindo Architect (sumber : arsitag.com)




Kayu, batu, dan kerikil menjadi material alami yang elegan dan mampu bersanding dengan harmonis di dalam lanskap (sumber : paginasamarillasec.com)



Taman ini membuktikan bahwa potongan batang pohon bukanlah sampah, tetapi karya seni yang elegan dan mampu menjadi kreasi indah di taman (sumber : theglamoroushousewife.com)

Dari sekian banyak material elegan yang bisa menjadi pilihan dalam merancang lanskap, mulailah menentukan pilihan untuk jalan dahulu. Pilihlah material yang harmonis dengan gaya arsitektur bangunan dan kesan yang ingin ditampilkan. Pertimbangkan juga unsur cuaca, iklim, dan suhu agar mudah dalam perawatan lanskap impian Anda

Sumber : https://www.arsitag.com/article/10-material-elegan-untuk-lanskap-yang-harmonis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar