Pengendali Hama dan Penyakit Cabai
Penyakit yang sering menyerang
tanaman cabe diantaranya adalah Rebah semai, Layu, Busuk , Bercak daun,
Penyakit Virus Penyakit anthracnose buah, gejalanya adalah bagian tanaman yang
terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit
ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya
adalah dengan menyemprot fungisida Kocide bergantian dengan fungisida Victory,
dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl .
Rebah semai ( dumping off ) , Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat
dipersemaian. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan
menyemprot fungisida sistemik Starmyl saat dipersemaian dan saat pindah
tanam tapi pengendalian hama menggunakan fungisida kimia tadi juga harus
diberikan dengan takaran yang sesuai, jangan sampai over alay hehe, nanti bisa mengakibatkan
tanaman kering dan mati, karena kepanasan.
Pemantauan hama dan penyakit
dilakukan setiap minggu sekali.
Hama yang biasa menyerang adalah
ulat tanah, pengisap daun, kutu daun dan lalat buah.
Pengendalian ulat tanah secara mekanis dilakukan dengan mengumpulkan dan
kemudian memusnahkannya. Bila populasi ulat tanah tinggi, tanaman disemprot
dengan insektisida Curacron 500 EC, Desis 2,5 EC.
Hama pengisap daun (T.palmi) dikendalikan dengan memasang White Trap sebanyak 40 Trap/ha.
Bila populasinya mencapai ambang kendali, tanaman disemprot dengan insektisida
Pegasus 500 EC. Kutu daun (M.persicae) dikendalikan dengan memasang Yellow trap
sebanyak 40 trap/ha. Bila populasinya mencapai ambang kendali tanaman disemprot
dengan insektisida Curacron 500 EC.
lalat buah (B.ferruginous)dikendalikan dengan memusnahkan buah yang terserang, dan
memasang trap berupa botol aqua besar yang didalamnya diberi kapas yang
mengandung petrogenol dan insektisida Curacron 500 EC. setiap hektar dipasang
20-40 trap, atau menyemprot tanaman dengan insektisida Desis 2,5 EC.
Beberapa macam penyakit penting yang
biasa menyerang adalah bercak daun antranos dan layu bakteri. Apabila serangan
penyakit bercak daun (C.capsici) merata, tanaman disemprot dengan fungisida
Daconil 75 WP. Buah yang terserang cacar atau antarknos (C.capsici) seyogyanya
dikumpulkan dan dimusnahkan. Bila serangan parah, tanaman disemprot dengan
fungisida Anoil 50 SC.
tanaman yang terserang layu bakteri
(P.Solanacearum) dan virus, sebaiknya dicabut dan dimusnahkan. penyemprotan
pestisida dilakukan sore atau pagi hari, dengan memperhatikan arah dan mata
angin, nozle yang digunakan dan bila mencampur pestisida harus dipilih yang
cocok.
Bercak daun (Cercospora capsici) Bercak-bercak bulat kecil pada daun merupakan ciri khas
serangan Cercospora capsici. Warna dibagian dalam lingkaran selalu berbeda
dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut akan meluas hingga mencapai + 0,5 cm.
bercak tampak berwarna pucat sampai putih, dan tepinya berwarna lebih tua.
Selain menyerang daun juga menyerang pada batang dan tangkai daun. Kendalikan
penyakit ini dengan menjaga kebersihan kebun dan menyemprotkan fungisida
seperti Topsin, Velimek, Benlate, Derasol, Score secara bergantian.
Bercak bakteri (Xanthomonas
campestris pv. vesicatoria) Patogen
ini menyerang daun, buah, dan batang. Di tempat terserang tampak bintik-bintik
berwarna cokelat di tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan.
Gejala sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Di buah, gejala
serangan ditandai adanya bercak cokelat. Penaggulangan nya dengan merendam
benih menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomisin sulfat dan
oksitetrasiklin. Daun, ranting dan buah yang berserakan di atas bedengan agar
di bersihkan dan dimusnahkan. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili cabai
sangat dianjurkan. Tekan serangan bercak bakteri ini dengan fungisida berbahan
aktif tembaga seperti Kocida 60 WDG, Cupravit, Trimiltox.
Bercak Alternaria (Alternaria solani
Ell & Marf) Bercak ini disebabkan oleh cendawan
dengan gejala serangan timbulnya bercak cokelat tua sampai kehitaman dengan
lingkaran-lingkaran konsentris, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu.
Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan melakukan penyemprotan
dengan fungisida seperti Sandofan 10/56 WP, Kocide 77 WP atau Polyram 80 WP
secara berselang-seling sesuai dosis anjuran.
Layu Fusarium (Fusarium oxysporium
f. sp. capsici) Layu Fusarium biasanya mengganas di
tanah ber pH rendah (masam). Layu Fusarium disebabkan oleh cendawan bersifat
tular tanah. Serangan ditandai dengan menguningnya tajuk cabai dan tulang daun
sebelah atas memucat tangkainya menunduk. Di pangkal batang, dekat akar, kalau
ditoreh, tampaklah cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh.
Kendalikan sebelum penanaman dengan cara pemberian kapur hingga pH tanah
sesuai. Kebun jangan sampai ada genangan air. Rendam benih dalam larutan
Benlate atau Derosal selama 10 menit. Tanaman yang terserang dicabut dimasukkan
dalam wadah jangan sampai terjadi ceceran tanah dari lokasi tanaman sakit.
Lubang bekas tanaman ditaburi kapur lalu ditutup kembali. Pergiliran tanaman
dengan tanaman bukan famili Solanaceae. Kocor tanah disekitar tanaman yang
diduga terkena cendawan dengan Derosal, Anvil, Benlate atau Topsin.
Layu bakteri (Ralstonia
solanacearum) Serangan pertama kali biasanya pada
tanaman umur 6 minggu. Daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah. Kalau
batang/cabang/pangkal batang dibelah, terlihat warna cokelat kehitaman dan
busuk. Bila dicelup dalam air bening 5 menit kemudian akan keluar cairan
eksudat seperti lendir berwarna putih. Serangan bakteri ini sering menular
lewat air yang tercemar. Penanggulangan awal dengan cara menyeup bibit ke air
yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase tanah disekitar kebun diperbaiki
agar tidak becek. Tanaman yang sakit agar dicabut. Kocor Agrimycin di sekitar
batang tanaman yang terserang layu bakteri.
Layu oleh cendawan Sclerotium rolfii
Sacc. Serangan cendawan ini menyebabkan
layu tanaman secara tiba-tiba, daun berwarna kuning kemudian menjadi cokelat.
Patogen penyakit menyerang leher akar yang ditendai dengan adanya miselium
berwarna putih. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pengapuran
saat pengolahan tanah, Pergiliran tanaman, Perlakuan tanah dengan Basamid-G.
Antraknosa/patek/ (Colletotrichun
capsici dan Gloesporium piperatum) Penyakit
ini adalah penyakit yang sangat menakutkan bagi pekebun. Serangan cendawan ini
tidak terbatas pada saat buah masih tergantung, tetapi juga tetap mengancam
setelah usai panen. Serangan dimulai dari munculnya bercak kuning yang berubah
menjadi cokelat kehitaman. Buah menjadi lunak dan membusuk. Buah mengering dan
keriput. Penyakit ini juga menyerang buah yang masih hijau dan menyebabkan mati
ujung. Pada kondisi lembab cendawan membentuk badan buah dalam
lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu. Pengendalian dengan cara benih yang
akan disemai direndam dulu dengan air hangat yang dicampur fungisida berbahan
aktif tofanat, tebukanazol, Thiram atau benomil selama 4 jam. Atur jarak tanam
untuk musim kemarau lebih rapat ( 50 cm x 70 cm ), musim penghujan lebih lebar
( 60 cm x 70 cm ). Semua cabai yang terserang dipanen setiap hari kemudian
dimusnahkan. Tindakan akhir Penanggulangan Antraknosa menggunakan fungisida
Kasumin, Dithane M-45, Difolatan, Phycosan, Daconil, Topsin, Delsen dan
Antracol.
Embun tepung / Powdery Mildew
(Leveillula taurica) Pada kebun cabai dengan penanaman
di dataran tinggi yaitu 700 m dpl keatas, sering kena serangan penyakit ini.
Permukaan atas daun tampak bercak nekrotis berwarna kekuningan. Jika daun
dibalik, tampaklah “tepung” berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari
daun tua ke muda. Tanggulangi dengan menyemprot fungisida berbahan aktif
karbendazim. Embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sicula Scal
dapat dikendalikan dengan Afugan 300 EC, Rubigan 120 EC.
Busuk daun/lodoh/hawar daun
(Phytophthora capsici) Ia
menyerang batang, daun, dan buah. Ciri keberadaannya ialah adanya bercak
–bercak kecil ditepi dan tidak beraturan kemudian menyebar keseluruh daun.
Menyerang buah dengan tanda awal adanya bercak kebasahan dan akhirnya meluas
menyebabkan buah terlebas dari kelopaknya karena membusuk. Tanggulangi dengan
Ridomil MZ, Sandovan MZ, Kocide atau polyran.
Busuk buah cendawan Culvularia
Lunata (Wakk.) Boeed. Ujung buah bagian bawah membusuk
dan berwarna cokelat muda sampai hitam, kemudian buah rontok. Pengendaliannya
dengan cara mencabut tanaman yang sakit parah dan menyemprotkan fungisida
seperti Dithane M-45. Busuk basah oleh bakteri Erwina carotovora Jones. Gejala
serangannya adalah pangkal buah busuk basah dan rontok. Pengendalian penyakit
ini dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan bakterisida seperti Agrept
sesuai dosis pada label.
Patah batang/teklik cendawan
Choanephora cucurbitarum Ia
menyerang bagian batang yang masih muda, kemudian menjalar ke batang tua. Yang
terserang bagian bunga, tangkai bunga, pucuk, dan ranting tanaman. Di tempat
serangan terlihat warna cokelat kehitaman yang mematikan ujung tanaman. Bagian
lain masih tetap segar. Pada bagian terserang ada spora cendawan berwarna
kelabu kehitaman. Lakukan sanitasi lingkungan, kurangi kelembaban sekitar
kebun, pangkas bagian tanaman yang terserang dan kemudian dibakar. Semprotkan
fungisida berbahan aktif maneb, oksadisil + mankozeb, atau mankozeb, atau
semprot dengan Vitigran Blue, Dithane M-45 Sandofan MZ, Trineb sesuai dosis
anjuran.
Rebah batang/rebah semai (Pythium
aphanidermatum) Serangannya ditemui di persemaian.
Benih gagal berkecambah. Bibit yang masih muda mendadak rebah dan mati. Di
pangkal batangnya terlihat warna cokelat kehitam-hitaman yang basah. Batangnya
mengkerut. Tanggulangi dengan cara merendam fungisida berbahan aktif
metalaksil-M. Semprotkan fungisida Ridomil MZ 8/64 WP
Virus Tanaman yang terserang virus daun mengecil, keriting diduga
disebabkan oleh Tobacco Mosaic Virus, Cucumber Mosaic Virus, Tobacco Etch
Virus. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) seperti
kutu daun dan Thrips. Tanaman yang terserang biasanya mampu bertahan hidup tetapi
tidak produktif. Selama ini virus belum diketemukan obatnya sehingga cara
pengendaliannya cukup memberantas vektor, memusnahkan tanaman sakit, dan
pergiliran tanaman.
Kutu daun persik (Myzus persicae)
Kutu daun persik memiliki alat tusuk
isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai. Ia
mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain
sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang kekuningan, layu dan
akhirnya mati. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun. Efek dari kutu
ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini
mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi
cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga
ikut andil dalam penyebaran virus.
Pengendalian dengan cara menanam
tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung.
Kendalikan dengan kimia seperti
Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP.
Thrips/kemreki (Thrips
parvispinus)
Hama ini berukuran sangat kecil dan
lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam.
Didaun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah
menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung
ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran
virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
Dengan pergiliran tanaman adalah
langkah awal memutus perkembangan Thrips.
Pengendalian dengan memasang
perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung
dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
Gunakan pengendalian dengan
insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain Agrimec 18 EC,
Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC,
Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis
penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
Kutu daun kapas (Aphis gossypi)
Sewaktu muda kutu ini berwarna
putih, kemudian dewasa menjadi hijau kehitaman. Hama ini mengisap cairan
tanaman. Daun yang terserang berubah keriput. Pertumbuhan terhambat dan kalau
dibiarkan tanaman bisa mati.Kutu dewasa membentuk sayap dan terbang ke tempat
lain. Kutu ini menghasilkan embun jelaga berwarna hitam yang mengganggu proses
fotosintesis, juga menjadi perantara penyebaran virus. Kendalikan dengan
Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC,
Pengorok daun (Liriomyza spp)
Hama ini bersifat polifag, menyerang
hampir semua jenis tanaman. Gejala serangan tampak pada daun ukir-ukiran
seperti batik, ini terjadi karena larva mengorok jaringan di dalam daun.
Pengendalian dengan Agrimec18 EC, Trigard.
Ulat grayak (Spodoptera litura).
Daun bolong-bolong pertanda serangan
ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun saja.
Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku dijual.
Pengendalian dengan cara
mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung membunuhnya. Jaga kebersihan kebun
dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama dan
pergiliran tanaman. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan
kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang diberi lubang kecil sebagai sarana
masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada serangga
jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap.Jika terpaksa atasi
serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match
50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak
terjadi kekebalan pada hama.
Tungau / tengu / mite (Polyphagotarsonemus
latus Bank dan Tetranyhus innabarinus
Boisd)
Tanda kehadiran tungau ini adalah
adanya warna cokelat mengkilap di bagian bawah daun. Sedang pada daun bagian
atasnya ada dijumpai bercak kuning. Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan
daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pucuk daun seperti terbakar, tepi
daun keriting. Kutu ini juga menyerang bunga, pentil dan buah. Tungau berukuran
sangat kecil dan bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangan
yang berat terutama pada musim kemarau, menyebabkan cabai tumbuh tidak normal
dan daun-daunnya keriting.
Pengendalian dapat dilakukan dengan
insektisida seperti Omite 57 EC, Apollo 500 SC, Mitisun 570 EC, Merothion 500
EC, Sterk 150 EC, Mitac 200 EC, Curacron 500 EC, Agrimec 18 EC, Pegasus 500 EC.
Lalat buah (Dacus ferrugineus
Coquillet atau Dacus Dorsalis Hend)
Lalat ini menusuk pangkal buah cabe
yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan
telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk,
dan berlobang. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam
buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu
kemudian berubah menjadi lalat muda.
Lakukan pergiliran tanaman untuk
memutus rantai perkembangan lalat. Kumpulkan semua buah cabai yang terserang
dan musnahkan. Kendalikan dengan perangkap metil eugenol yang sangat efektif
dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas ke botol bekas air mineral
yang telah diolesi minyak goreng, atau diberi air.
Gantungkan perangkap di pingir
kebun.
Pengendalian secara kimia dapat
dilakukan dengan penyemprotan Buldok, Lannate, Tamaron, Curacron 500 EC.
Anjuran penting : Gunakan PESTISIDA
secara bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar