Materi Pembelajaran:
Survey dan Pengukuran Lahan Lanskap
Mata pelajaran ini dirancang untuk memberikan pemahaman
praktis dan teoritis kepada siswa kelas XI Agribisnis Lanskap dan Pertamanan
(ALP) dalam melakukan survey dan pengukuran lahan. Kompetensi ini sangat
penting untuk menganalisis aspek fisik dan non-fisik tapak lanskap sebagai
dasar dalam merancang taman yang fungsional dan berkelanjutan.
1. Pengertian Survey
Survey adalah kegiatan awal yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi fisik dan non-fisik suatu
tapak/lahan yang akan dirancang atau dibangun. Survey meliputi pengamatan
lapangan, pengambilan data, pencatatan, dan pemetaan.
2. Pengukuran Lahan
Pengukuran lahan bertujuan untuk mengetahui bentuk, luas,
kontur, dan dimensi tapak. Hasil pengukuran digunakan sebagai dasar dalam
perencanaan desain lanskap.
3. Prinsip-Prinsip Survey Tanah
a. Ketelitian: Data harus akurat dan sesuai kondisi nyata.
b. Sistematis: Survey dilakukan secara terencana dan
bertahap.
c. Representatif: Titik pengamatan mewakili seluruh tapak.
d. Objektif: Data tidak dipengaruhi persepsi pribadi.
4. Metode Survey Tanah
a. Metode Grid: Tapak dibagi ke dalam kotak grid untuk
memudahkan pemetaan.
b. Metode Transek: Pengamatan dilakukan secara linier dari satu
titik ke titik lainnya.
c. Metode Sistematis Acak: Titik pengamatan ditentukan
secara acak namun sistematis.
d. Metode Kontur: Fokus pada perbedaan elevasi lahan.
5. Penentuan Titik Pengamatan
Titik pengamatan dipilih berdasarkan luas lahan, topografi,
vegetasi, dan keperluan data. Penentuan titik ini penting untuk mendapatkan
informasi yang lengkap dan representatif.
6. Teknik Menghitung dan Pengukuran
a. Mengukur Level Muka Tanah
- Alat: Waterpass,
theodolite, atau auto-level.
- Hasil: Peta kontur
yang menunjukkan elevasi tapak.
b. Mengukur Ketinggian
- Teknik: Selisih
elevasi antara dua titik.
- Rumus: ∆h = Back
Sight (BS) - Fore Sight (FS)
c. Mengukur Sudut
- Alat: Theodolite.
- Fungsi:
Menentukan sudut horizontal dan vertikal pada lahan bertingkat.
d. Mengukur Luas
- Metode Manual:
Menggunakan rumus luas bangun datar.
- Metode Digital:
Menggunakan GPS, Total Station, atau software CAD.
7. Aplikasi Analisis Tapak
a. Aspek Fisik:
- Tanah: Struktur,
tekstur, drainase.
- Iklim: Suhu,
kelembaban, curah hujan.
- Topografi:
Ketinggian, kemiringan.
- Hidrologi: Pola
aliran air.
- Tumbuhan
Eksisting: Jenis dan persebaran tanaman.
b. Aspek Non-Fisik:
- Ekonomi:
Kemampuan masyarakat sekitar.
- Sosial: Aktivitas
warga dan komunitas.
- Budaya: Tradisi,
simbol, dan nilai lokal.
c. Analisis Aktivitas:
- Taman bermain,
taman edukasi, kebun herbal, ruang interaksi sosial.
- Penyesuaian
desain dengan kondisi tapak (berbukit, datar, dekat air, dsb).
Penjelasan Tambahan
Materi Teori: Survei dan Pengukuran Lahan
1. Pengertian Survei Lahan
Survei lahan adalah proses mengumpulkan data dan
informasi mengenai kondisi fisik suatu lahan, meliputi ukuran, bentuk, kemiringan (topografi), batas lahan, dan potensi
pemanfaatan.
Tujuan utama survei adalah menyediakan data
akurat yang dibutuhkan untuk perencanaan, desain, dan pembangunan
lanskap atau taman.
2. Langkah-langkah Dasar Survei Lahan
Urutan kerja survei lahan biasanya adalah:
1.
Menentukan tujuan
pengukuran (misalnya untuk taman sekolah, area parkir, atau kebun
sayur).
2.
Menentukan lokasi
dan batas area yang akan diukur.
3.
Menyiapkan alat
ukur yang sesuai.
4.
Melakukan
pengukuran panjang, lebar, dan kemiringan lahan.
5.
Mencatat hasil
dan membuat sketsa sesuai skala.
6.
Mendokumentasikan
kondisi lahan (foto atau video).
7.
Menganalisis
hasil untuk kebutuhan desain.
Catatan:
Langkah pertama bukan langsung mengukur atau menggambar denah, tetapi menentukan tujuan pengukuran agar
prosesnya terarah.
3. Alat Ukur dalam Survei Lahan
Beberapa alat yang umum digunakan:
·
Meteran
gulung → mengukur panjang, lebar, atau jarak.
·
Theodolite
→ mengukur sudut dan kemiringan lahan.
·
GPS
(Global Positioning System) → menentukan koordinat lokasi.
·
Alat bantu lain seperti kompas (arah mata angin), waterpass (kemiringan sederhana).
4. Metode Pengukuran Lahan
·
Bentuk
persegi/persegi panjang: Mengukur panjang × lebar.
·
Bentuk L:
Membagi menjadi dua persegi panjang, hitung luas masing-masing lalu jumlahkan.
·
Bentuk
tidak beraturan: Membagi area menjadi bentuk-bentuk sederhana
(segitiga, persegi panjang) lalu menghitung luas setiap bagian.
Contoh:
Lahan 20 m × 15 m → luasnya 20 × 15 = 300
m².
5. Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran
·
Lingkungan
fisik: Bentuk dan topografi lahan.
·
Lokasi:
Desa (lahan luas, minim bangunan) vs Urban (lahan sempit, banyak hambatan).
·
Cuaca
& kondisi alat: Membaca alat harus teliti agar hasil akurat.
6. Pentingnya Survei Sebelum Desain Taman
·
Menentukan jenis tanaman yang sesuai kondisi
tanah dan iklim.
·
Memastikan desain proporsional dengan ukuran
lahan.
·
Menentukan sistem drainase berdasarkan
kemiringan lahan.
·
Mengantisipasi kendala (misalnya ruang sempit di
area urban).
7. Pembuatan Sketsa Lahan
Sketsa lahan harus dibuat sesuai skala agar proporsional.
Langkah membuat sketsa:
1.
Menentukan skala (misalnya 1 cm di kertas = 1 m di
lapangan).
2.
Menggambar bentuk dasar lahan.
3.
Menambahkan detail seperti pohon, bangunan, saluran
air.
4.
Memberi keterangan dan legenda.
8. Pemanfaatan Teknologi
·
GPS
→ membantu mengukur jarak dan menentukan posisi di peta digital.
·
Foto/video
dokumentasi → menjadi bukti visual, memudahkan perencanaan dan
analisis.
·
Aplikasi
pengukuran di HP → mempermudah survei cepat.
Contoh Penerapan
·
Lahan
desa: Bisa dibuat kebun sayur, kolam ikan, atau taman bermain.
·
Lahan
urban: Bisa dimanfaatkan untuk taman vertikal, taman mini, atau area
parkir motor.
Contoh Perhitungan Kontekstual
Jika sebuah lahan memiliki panjang 12 m dan lebar 4 m,
luasnya:
Penutup
Dengan memahami dan menguasai survey serta pengukuran lahan
lanskap, peserta didik dapat melakukan analisis tapak secara menyeluruh dan
menerapkan hasilnya dalam perencanaan taman yang fungsional dan berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar