Zat Pengatur Tumbuh (ZPT
Pengertian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memiliki peran yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat Pengatur Tumbuh atau
hormon (fitohormon) tumbuhan merupakan senyawa organik yang bukan hara,
ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu, menghambat dan dapat merubah proses
fisiologi tumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh memberikan kontribusi penting dalam
dunia pertanian. Pemahaman tentang fungsi dan peran hormon terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman adalah hal yang wajib untuk dipelajari. Sebab penggunaan
hormon tersebut harus dilakukan dengan tepat.
Hormon tumbuhan (fitohormon)
adalah sekumpulan senyawa organik, baik yang terbentuk secara alami maupun
buatan manusia. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam kadar yang sangat sedikit mampu
memberikan efek atau reaksi secara biokimia, fisiologis dan morfologis. ZPT
berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan maupun pergerakan taksis
tanaman dengan cara memacu, menghambat atau mengubahnya. ZPT bukan termasuk
hara atau nutrisi, perbedaan pada fungsi, bentuk maupun senyawa penyusunnya.
Tumbuhan mampu memproduksi ZPT
sendiri (endogen) untuk mempengaruhi pertumbuhannya. Selain itu tumbuhan
juga bisa dipengaruhi oleh hormon dari luar (exogen). Hormon exogen
merupakan bahan kimia sintetik buatan manusia yang memiliki peran sama
seperti hormon endogen.
Saat ini sudah banyak tersedia
produk-produk yang dilengkapi dengan Zat Pengatur Tumbuh, baik yang terbuat
dari bahan kimia maupun organik. Misalnya ; Score, Atonik, POC Nasa, Solbi
Agro, Pupuk Hantu, Root Up, Super Gib dan sebagainya.
Jenis-jenis Zat Pengatur Tumbuh
adalah ; auksin, sitokinin, giberelin, etilena/etena/ gas etilen, triakontanol,
inhibitor dan paclobutrazol.
Berikut ini penjabaran dan fungsi dari masing-masing Zat Pengatur Tumbuh tersebut :
Berikut ini penjabaran dan fungsi dari masing-masing Zat Pengatur Tumbuh tersebut :
1. AUKSIN
Auksin adalah hormon tumbuhan yang
berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah
belakang meristem. Auksin dapat digunakan untuk memacu pertumbuhan tanaman.
Hormon auksin secara alami ditemukan pada bagian akar, ujung batang dan bunga.
Fungsi auksin pada tanaman :
a. Merangsang proses perkecambahan biji. Auksin yang
diberikan pada benih dapat memecah dormansi
biji atau benih. Digunakan dengan cara melakukan perendaman benih dengan auksin.
b. Merangsanag dan memacu proses pembentukan dan pertumbuhan akar.
c. Merangsang terbentuknya bunga dan buah, sehingga tanaman berproduksi dengan maksimal.
d. Merangsang terjadinya Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman mampu
membentuk buah tanpa penyerbukan. Sehingga pemberian auksin dapat menghasilkan buah tanpa biji.
e. Mencegah kerontokan buah
f. Memecah dormansi pucuk atau apikal. adalah suatu kondisi pucuk atau akar tanaman tidak mau
berkembang.
biji atau benih. Digunakan dengan cara melakukan perendaman benih dengan auksin.
b. Merangsanag dan memacu proses pembentukan dan pertumbuhan akar.
c. Merangsang terbentuknya bunga dan buah, sehingga tanaman berproduksi dengan maksimal.
d. Merangsang terjadinya Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman mampu
membentuk buah tanpa penyerbukan. Sehingga pemberian auksin dapat menghasilkan buah tanpa biji.
e. Mencegah kerontokan buah
f. Memecah dormansi pucuk atau apikal. adalah suatu kondisi pucuk atau akar tanaman tidak mau
berkembang.
2. SITOKININ
Sitokinin berfungsi sebagai pemicu
pembelahan sel pada tumbuhan. Senyawa yang dapat berfungsi sebagai sitokinin adalah
kinetin dan zeatin. Kinetin pada awalnya ditemukan pada ekstrak sperma burung
bangkai. Zeatin alami dapat diperoleh pada biji jagung muda. Selain itu zeatin
juga ditemukan pada air kelapa.
Fungsi sitokinin pada tanaman :
a. Merangsang proses pembelahan dan pembesaran sel. Sehingga dapat memacu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
b. Merangsang proses perkecambahan biji.
c. merangsang pertumbuhan tunas.
d. menghambat proses penuaan pada hasil panen, sehingga daya tahan hasil panen lebih lama.
e. Mempercepat penyebaran nutrisi dalam tumbuhan.
f. Meningkatkan sintesis pembentukan protein pada tanaman.
a. Merangsang proses pembelahan dan pembesaran sel. Sehingga dapat memacu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
b. Merangsang proses perkecambahan biji.
c. merangsang pertumbuhan tunas.
d. menghambat proses penuaan pada hasil panen, sehingga daya tahan hasil panen lebih lama.
e. Mempercepat penyebaran nutrisi dalam tumbuhan.
f. Meningkatkan sintesis pembentukan protein pada tanaman.
3. GIBERELIN
Giberelin, sering juga disebut
dengan GA (gibberellic acid) atau asam giberelat. Giberelin memiliki kemiripan
sifat dengan sitokinin. Giberelin dapat ditemukan pada hampir semua siklus
hidup tanaman.
Giberelin alami dapat diperoleh pada tumbuhan paku-pakuan/pakis, jamur, lumut, gymnospermae dan angiospermae (terdapat pada biji muda, pucuk batang, ujung akar dan daun muda).
Giberelin dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. GA bioaktif inilah yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan seluruh tumbuhan baik akar, daun maupun batang tanaman, seperti pengembangan benih, perkecambahan biji, pertumbuhan tunas, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, perpanjangan batang, serta deferensiasi akar.
Giberelin alami dapat diperoleh pada tumbuhan paku-pakuan/pakis, jamur, lumut, gymnospermae dan angiospermae (terdapat pada biji muda, pucuk batang, ujung akar dan daun muda).
Giberelin dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. GA bioaktif inilah yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan seluruh tumbuhan baik akar, daun maupun batang tanaman, seperti pengembangan benih, perkecambahan biji, pertumbuhan tunas, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, perpanjangan batang, serta deferensiasi akar.
Pemberian giberelin di bawah tajuk
tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis. Daun tumbuhan berkembang secara
signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan daun, terjadi peningkatan
pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan daun. Selain
itu juga memacu pemanjangan batang tumbuhan.
4. ETILENA/ETENA/GAS ETILEN
Zat Pengatur Tumbuh ini sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yakni pada saat kita memeram buah.
Misalnya penggunaan ethrel untuk mempercepat pematangan buah cabe, atau
penggunaan karbit pada pemeraman buah.
Etilen berfungsi untuk membantu proses pematangan buah, memacu pembungaan, merangsang pemekaran bunga, merangsang pertumbuhan akar dan batang, merangsang pengguguran buah dan daun, merangsang perkecambahan biji, menghambat pemanjangan batang kecambah, memperkokoh batang tanaman dan mengakhiri masa dormansi.
Etilen berfungsi untuk membantu proses pematangan buah, memacu pembungaan, merangsang pemekaran bunga, merangsang pertumbuhan akar dan batang, merangsang pengguguran buah dan daun, merangsang perkecambahan biji, menghambat pemanjangan batang kecambah, memperkokoh batang tanaman dan mengakhiri masa dormansi.
Jika digunakan bersamaan dengan
giberelin, etilen berfungsi dalam mengatur perbandingan bunga jantan dan betina
pada tumbuhan berumah satu.
5. TRIAKONTANOL
Sampai saat ini mekanisme kerja
hormon ini belum 100% diketahui. Namun pada berbagai penelitian, triakontanol
dapat meningkatkan rasio gula asam pada tanaman jeruk dan mampu meningkatkan
produksi teh. Hasil penelitian mengungkapkan, pemberian triakontanol dengan
konsentrasi rendah pada tanaman jagung, tomat dan padi mampu meningkatkan
pertumbuhan.
Triakontanol adalah senyawa yang
tidak larut dalam air, terdiri dari 30 karbon dan merupakan alkohol primer
jenuh.
6. INHIBITOR
Inhibitor berperan dalam menghambat
pertumbuhan batang. Penerapan hormon inhibitor dimanfaatkan pada jenis tanaman
umbi, yakni untuk membantu pembesaran umbi. Misalnya pada tanaman kentang,
wortel, bawang, dan sebagainya. Penerapannya dilakukan ketika akan mencegah
pertumbuhan tunas baru untuk memperbesar umbi tanaman.
7. PACLOBUTRAZOL
Pemakaian paclobutrazol dimaksudkan
supaya pohon dapat berbuah diluar musim. Hormon paclobutrazol berfungsi
menghambat biosintesis giberelin. Pertumbuhan vegetatif tanaman terhambat dan
memacu pertumbuhan generatif. Ketika pertumbuhan vegetatif terhambat atau
berhenti maka bunga akan bermunculan dan menghasilkan buah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar